I made this widget at MyFlashFetish.com.

Sunday, November 28, 2010

Deret Fibonacci, Misteri Angka Ilahi Yang Sangat Menakjubkan

Deret Fibonacci, Misteri Angka Ilahi Yang Sangat Menakjubkan


Angka Tuhan, Sebenarnya itu hanya istilah yang dicipta untuk menyebut suatu “angka misteri” yang banyak ditemukan pada kejadian-kejadian di alam ini. Angka ini sejatinya telah banyak diteliti oleh peneliti luar negeri, mereka umumnya menyebut angka ini adalah “golden ratio” atau “golden number”. Angka ini ada kaitannya dengan deret Fibonacci atau Fibonacci sequence.

Fibonacci adalah seorang ahli matematik Italia yang dikenal sebagai penemu bilangan Fibonacci dan peranannya dalam mengenalkan sistem penulisan dan perhitungan bilangan Arab ke dunia Eropa (algorisma) setelah mendalami ilmunya dari guru-guru Muslim di Aljazair. Ia juga belajar aritmatika dan matematika Al-Kawarizmi dan sekembalinya dari sana ia menulis buku Liber Abaci pada 1202.

Golden Ratio (Nisbah Emas)

Jujukan Fibonacci diperolehi apabila masing-masing angka dalam deret tersebut merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya.

Deret Fibbonacci yaitu: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987 …

Pola deret di atas terbentuk dari susunan bilangan berurutan (dari kecil makin besar) iaitu merupakan penjumlahan dua bilangan sebelumnya. Angka 3, urutan keempat, adalah hasil penjumlahan 1 (urutan 2) + 2 (urutan 3); angka 5 urutan kelima, adalah hasil penjumlahan 2 (urutan 3) + 3 (urutan 4); angka 8 urutan keenam, adalah hasil penjumlahan 3 (urutan 4) + 5 (urutan 5) dan seterusnya.

Kaitan dengan nisbah emas

Nisbah emas sudah dikenal sejak zaman Pythagoras. Disebutkan bahwa alam tampaknya diatur oleh nisbah emas. “Kesaktian” nisbah ini mendasari senibina bangunan zaman dahulu, khususnya di Yunani. Bentangan pilar dan tinggi Panthenon merupakan perbandingan hasil nisbah emas.

Perhatikan hasil pembagian bilangan-bilangan pada deret Fibonacci di bawah ini.
1/1; 2/1; 3/2; 5/3; 8/5; 13/8; 21/13; 34/21; 55/34; 89/55; 144/89…

Pola apa yang terjadi? Bilangan hasil pembagian menunjukkan sesuatu yang istimewa sehingga disebut dengan bahagian emas (golden section). Nama ini mirip dengan nisbah emas. Memang ada hubungan erat antara seksi emas dan nisbah emas seperti dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.

Deret 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144
Pembagi 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89
Hasil 1 2 1,5 1,66 1,6 1,625 1,615 1,619 1,617 1,618 1,618

Barangkali kenyataan ini mampu menjawab pertanyaan mengapa deret Fibonacci mendekati nisbah emas.

Ambil contoh dua bilangan: a, b, a+b (deret Fibonacci) dan b/a (nisbah emas) kemudian diperbandingkan

b/a ≈ (a+b)/b
b/a (nisbah emas) ≈ a/b + 1 (bahagian emas)

Substitusikan nisbah emas dengan notasi Φ (phi) untuk persamaan di atas.

Φ = 1/Φ + 1 (kalikan ruas kiri dan kanan dengan F) hasil:
Φ² – Φ – 1 = 0
Φ = (1+ √5)/2 ≈ 1,618

Jika sebuah bentuk yang sesuai atau sangat seimbang didapatkan melalui unsur penerapan atau fungsi, maka kita dapat mencari fungsi Angka Emas padanya… Angka Emas bukanlah hasil dari imajinasi matematik, akan tetapi merupakan kaidah alam yang terkait dengan hukum keseimbangan.

NISBAH EMAS PADA TUBUH MANUSIA

Hubungan kesesuaian “ideal” yang dikemukakan ada pada berbagai bagian tubuh manusia rata-rata dan yang mendekati nilai nisbah emas dapat dijelaskan dalam sebuah bahagian umum sebagaimana berikut:

Nilai perbandingan M/m pada diagram berikut selalu setara dengan rasio emas. M/m = 1.618j



Contoh pertama dari nisbah emas pada tubuh manusia rata-rata adalah jika antara pusar dan telapak kaki dianggap berjarak 1 unit, maka tinggi seorang manusia setara dengan 1.618 unit. Beberapa nisbah emas lain pada tubuh manusia rata-rata adalah:

Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku,
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala,
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.

BUNGA MATAHARI



Dalam hal ini, "kepala" sesuatu bunga datangnya dari benih dikembang dari bahagian tengahnya, kemudian berserak disekeliling . Setiap satu akan menjajar pada sudut yang tertentu berhubungkait dengan pengembangan biji yang pertama tadi.

Sekarang kita tengok Jari Manusia



Angkatlah tangan dari mouse komputer dan lihatlah bentuk jari telunjuk. Dalam segala kemungkinan akan kita saksikan rasio emas padanya.

Jari-jemari kita memiliki tiga ruas. Perbandingan ukuran panjang dari dua ruas pertama terhadap ukuran panjang keseluruhan jari tersebut menghasilkan angka rasio emas (kecuali ibu jari). Kita juga dapat melihat bahwa perbandingan ukuran panjang jari tengah terhadap jari kelingking merupakan rasio emas pula.

Kita memiliki dua (2) tangan, dan jari-jemari yang ada padanya terdiri dari tiga (3) ruas. Terdapat lima (5) jari pada setiap tangan, dan hanya lapan 8 dari keseluruhan sepuluh jari ini tersambung menurut rasio emas: 2, 3, 5, dan 8 bersesuaian dengan angka-angka pada deret Fibonacci tadi.

Rasio Emas Pada Lengan



Nisbah jarak di antara siku ke pergelangan tangan dengan pergelangan tangan ke ke hujung jari hantu adalah 1.618

Rasio Emas pada Paru-Paru



Dalam sebuah penelitian yang dilakukan antara tahun 1985 dan 1987, fisikawan Amerika B. J. West dan Dr. A. L. Goldberger menemukan keberadaan rasio emas pada struktur paru-paru. Salah satu ciri jaringan bronkia yang menyusun paru-paru adalah susunannya yang asimetris. Misalnya, pipa saluran udara yang bercabang membentuk dua bronkia utama, satu panjang (bronkia kiri) dan yang kedua pendek (bronkia kanan). Percabangan asimetris ini terus berlanjut ke percabangan-percabangan bronkia selanjutnya. Telah dipastikan bahwa pada seluruh percabangan ini perbandingan antara bronkia pendek terhadap bronkia panjang selalu bernilai 1/1,618

Tinjauan lanjut mengenai phi

Lukis satu garislurus dan bahagikan supaya nisbahnya yang panjang (B) terhadap keseluruhan (A) adalah sama dengan nisbah yang pendek (C) kepada yang panjang (B):



Jadi A adalah 161.8% dari B dan B adalah 161.8% dari C.

CONTOH-CONTOH NISBAH EMAS PADA MAKHLUQ ALLAH







NISBAH EMAS juga kini diaplikasikan di dalam Pasaran Kewangan Dan Saham.



Pada gambar di atas terlihat bahwa di titik 1, 2, dan 3 memberikan indikasi adanya level support dan resistance ketika harga sedang bergerak naik dan turun.
Interpretasi dari arc melibatkan antisipasi terhadap level support dan resistance ketika harga mendekati arc. Teknik umum yang digunakan adalah menggunakan kombinasi dari Fibonacci Arc dan garis Fibonacci Fan dan mendapatkan support dan resistance dari titik pertemuan kedua garis tersebut.

Namun titik pertemuan yang representatif dan signifikan untuk dijadikan dasar analisa antara Fibonacci Arc dengan Fibonacci Fan tidak akan terlalu sering dapat ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh skala grafik yang ada. Support dan resistance yang dihasilkan dari titik pertemuan antara Fibonacci Arc dengan Fibonacci fan merupakan sebuah support dan resistance yang kuat.

NISBAH EMAS juga boleh diaplikasikan di dalam melihat dan mengkaji tren keputusan pilihanraya negara. InsyaAllah GB akan cuba huraikan di entri akan datang

Firmanullah

إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً

Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu

FirmanNya lagi

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقاً مَّا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِن تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِن فُطُورٍ
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِأً وَهُوَ حَسِيرٌ

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. Al-Mulk : 3-4

http://greenboc.blogspot.com/2010/11/deret-fibonacci-misteri-angka-ilahi.html

Sunday, November 14, 2010

HAJI: ANTARA FALSAFAH, TOKOK TAMBAH DAN NAS

HAJI: ANTARA FALSAFAH, TOKOK TAMBAH DAN NAS

Seorang penceramah haji dalam satu penyampaiannya menyatakan bahawa apabila seseorang melontar di jamrah ketika menunaikan haji dia hendaklah melontar dengan sekuat mungkin dan penuh kemarahan terhadap syaitan yang selalu menghasut kita. Menurutnya, ini kerana jemaah haji ketika itu sedang melontar syaitan yang berada di situ. Para hadirin yang mendengar huraian tersebut ada yang terfikir: Apakah syaitan yang begitu bijak menipu dan menghasut manusia menjadi begitu bodoh sehingga sanggup tunggu di jamrah-jamrah tersebut pada waktu haji untuk membiarkan diri mereka dilontar oleh jutaan manusia?. Dia bertanya kepada saya tentang kekeliruannya itu.

Saya berkata syaitan memang jahat dan dilaknat, namun saya juga tidak fikir untuk mereka menunggu agar dilontar pada hari-hari haji. Saya rasa syaitan tidak sebodoh itu, walaupun dia jahat. Beliau kehairanan dengan jawapan saya. Dia bertanya kebingungan: Habis, apakah agama menceritakan sesuatu yang bohong?. Saya katakan: Tidak! Tetapi ustaz itu yang cuba berfalsafah tentang ibadah tanpa merujuk kepada dalil dan akal yang waras. Entah berapa banyak para penceramah yang ‘sewaktu dengannya’.

Jangan Melampau

Jika penceramah berkenaan membaca dan memahami nas terlebih dahulu, tentu dia tidak membuat huraian yang seperti itu. Dalam hadis daripada Ibn `Abbas, katanya:



“Pada pagi Hari ‘Aqabah (musim haji) Rasulullah s.a.w bersabda kepadaku ketika baginda berada di atas kenderaannya: Kutipkan untukku (batu-batu kecil untuk melontar jamrah al-`Aqabah). Aku pun mengutip batu-batu kecil untuk baginda yang kesemuanya sebesar biji kacang. Apabila aku meletaknya ke dalam tangan baginda, baginda pun bersabda: “(Ya) sebesar ini! Jauhilah kamu ghulu (melampau) dalam agama, kerana sesungguhnya ghulu dalam agama telah membinasakan mereka yang sebelum kamu. (Diriwayatkan oleh al-Nasa’i, Ibn Majah, al-Baihaqi dan Ahmad. Dinilai sahih oleh Ibn Khuzaimah dan al-Albani).

Nabi s.a.w dalam hadis ini memuji Ibn ‘Abbas kerana telah mengutip batu-batu yang kecil kerana itu sudah memadai. Tidak benarkan melampaui batas dengan mengutip batu-batu yang melebihi ukuran yang patutnya. Baginda juga mengingatkan bahawa rosaknya agama mereka yang terdahulu adalah kerana melampaui batasan yang diajar oleh para rasul. Dalam ertikata lain, menokok tambah yang bukan-bukan merosakkan agama. Jika batu-batu yang dilontar di ketiga-tiga jamrah itu bertujuan melontar syaitan, tentu tidak memadai dengan anak-anak batu yang kecil itu. Dengan kefahaman yang salah ini jugalah sesetengah jamaah haji dari negara-negara tertentu melontar dengan batu atau bahan lain yang melebihi saiz yang disuruh, yang akhirnya bukan syaitan yang sengsara tetapi jamaah lain yang cedera.


Gambar Hiasan

Sesiapa yang ingin berfalsafah tentang agama ini, hendaklah terlebih dahulu merujuk kepada nas-nas yang termaktub dalam al-Quran dan al-Sunnah. Walaupun sebahagian amalan haji itu mempunyai latar sejarahnya seperti kisah Ibrahim melontar syaitan, namun kita yang menunaikan haji melaksanakannya sebagai memenuhi arahan Allah dengan contoh amalan yang ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w. Sama seperti kita rukuk, sujud dan segala pergerakan lain dalam solat, kita laksanakannya dengan kaedah dan contoh yang ditunjuk oleh Rasulullah s.a.w.

Khurafat

Sesetengah kita pula yang ingin berangkat ke Mekah mempunyai berbagai kepercayaan yang bukan-bukan. Ada yang menganggap bahawa jika seseorang yang hendak pergi haji itu sudah berada dalam kenderaan, dia tidak boleh berpatah balik jika ada barang yang tertinggal. Nanti kononnya akan mati di Mekah dan tidak pulang ke rumahnya lagi. Percayaan ini adalah khurafat. Jika ia benar, alangkah beruntung seseorang yang meninggal dalam perjalanan melaksanakan ibadah!!. Ada pula yang menganggap bahawa ada upacara khas berangkat ke haji. Maka seseorang tidak boleh berangkat sehingga upacara ‘bawa turun’ ke Mekah diadakan. Padahal Nabi s.a.w dan para sahabah yang berangkat dari Madinah ke Mekah ketika itu tidak pernah melakukan upacara itu semua. Apa yang baginda ajar adalah doa dan adab-adab musafir.

Seseorang yang menunaikan haji perlu faham teras-teras akidah secara jelas. Jika tidak, dibimbangi mereka tersasar. Bukan sedikit yang kita lihat jamaah haji sesetengah negara yang mengusap batu, bukit dan apa sahaja binaan di Mekah dan Madinah yang menimbulkan kekaguman dalam jiwanya. Bahkan beberapa tahun dahulu sebelum telaga Zam-Zam ditutup seperti sekarang, saya pernah melihat ada mengusap-usap binaan moden sekeliling telaga berkenaan. Ada pula yang semasa tawaf cuba mengoyak kelambu (Kiswah) Kaabah kononnya untuk disimpan kerana ada keajaibannya.


Gambar Hiasan

Mereka lupa kelambu tersebut adalah tenunan zaman sekarang yang selalu ditukar ganti. Kilangnya ada di Mekah dengan berbagai peralatan canggih. Mengoyak kelampu tersebut bererti memusnah harta awam dan mencuri. Apakah jenis keberkatan yang mereka cari dari barangan curi dan khianat?. Perkara seperti ini jika tidak dikawal Dunia Islam akan hanyut seperti sebahagian ajaran tarekat dan syiah yang mempertuhankan segala unsur yang mereka kagumi, termasuklah mempertuhankan guru-guru atau imam-imam mereka. Sebab itu Saiyyidina Umar memerintahkan agar ditebang pokok yang pernah Rasulullah s.a.w dan para sahabah melakukan baiah (ikrar setia) al-Ridwan di bawahnya, kerana orang ramai mula datang dan bersolat di tempat tersebut. (lihat: Ibn Hajar, Fath al-Bari, 11/490, Beirut: Dar al-Fikr). Bimbang berlakunya fitnah dalam akidah, warisan sejarah berharga pun terpaksa dihapuskan.

Tiada Unsur Keberhalaan

Ajaran Islam menentang sebarang unsur keberhalaan. Umat Islam tidak menyembah Ka’bah, sebaliknya mereka hanya menghadapkan wajah ke arah Ka’bah bagi memenuhi arahan Allah juga kesatuan dalam ibadah. Pada awalnya umat Islam menghadap ke arah Masjid al-Aqsa, kemudian Nabi s.a.w memohon agar dipilih Masjidil Haram sebagai arah kiblat kaum muslimin. Lalu Allah menerima harapan baginda. Maka pemilihan arah kiblat Allah adalah ketetapan Allah untuk kita. Kita tidak menjadikannya seperti agama-agama berhala. Kita hanya tunduk mengabdikan diri kepada Allah. Allah Yang Maha Suci dari menyerupai sebarang makhluk itu tidak diwakili oleh apa-apa objek atau insan atau haiwan. Jika diandaikan Kaabah itu dicabut dan dipindahkan ke negara lain, umat Islam tidak akan mengadap wajah mereka ke arah yang baru itu atau pergi haji ke negara baru hanya kerana Kaabah di situ. Tetap ke arah Masjid Haram dan Mekah yang asal. Bukan objek yang disembah, tetapi menunaikan ibadah berdasarkan arah dan tempah yang diperintahkan Allah. Firman Allah:



(maksudnya): Kerap kali Kami melihat engkau (Wahai Muhammad), berulang-ulang mengadah ke langit, maka Kami benarkan engkau mengadap kiblat yang engkau sukai. Oleh itu hadapkan wajahmu ke arah Masjid Al-Haram dan di mana sahaja kamu berada maka hadaplah wajah kamu ke arahnya (Surah al-Baqarah 144).

Dalam sejarah, puak Qaramitah yang amat terkutuk pernah menyerang Mekah, mencuri Hajarul Aswad, membahagi-bahagikan kelambu Kaabah, dan mencuri pintunya. Mereka membawa Hajarul Aswad ke negara mereka Hijr. Hajarul Aswad berada di sana di antara tahun 319H sehimgga tahun 339H. Akhirnya dikembalikan (lihat: Ibn Kathir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, 11/236, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah). Namun umat Islam tidak pula menukar tempat haji mereka ketika itu, pergi ke negara Qaramitah tersebut. Kerana, bukan batu yang dipuja. Justeru itu, ‘Umar bin al-Khattab r.a. apabila datang mencium Hajarul Aswad berkata:



“Sesungguhnya aku mengetahui, engkau hanyalah batu yang tidak memberi manfaat dan mudarat. Jika tidak kerana aku melihat Rasulullah menciummu, nescaya aku tidak akan menciummu” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Hanya Mencontohi Rasulullah

Oleh kerana Rasulullah s.a.w menciumnya sebagai syiar ibadah maka kita pun menciumnya, bukan kerana ia mempunyai sebarang kesaktian atau unsur ketuhanan. Demikian juga tawaf, sa’i, wukuf dan kesemuanya dilakukan dengan kadar yang ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w dan dengan akidah yang diajar oleh baginda. Jika ini tidak fahami, maka itulah yang kita lihat ada yang memanjat Jabal Rahmah di Arafah kononnya untuk menyeru nama-nama kaum keluarga atau kenalan agar dapat datang menunaikan haji pada tahun-tahun berikutnya. Padahal perkara-perkara tersebut tidak dilakukan oleh Nabi dan para sahabah. Firman Allah:



(maksudnya): “Dan sesiapa yang menentang (ajaran) Rasulullah sesudah terang nyata kepadanya petunjuk (yang dibawanya), dan dia pula mengikut jalan yang lain dari jalan orang-orang yang beriman, Kami akan memberikannya peluang untuk melakukan (kesesatan) yang dipilihnya, dan (pada hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya dalam neraka jahanam; dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (Surah al-Nisa 115).

Berkat Dan Rahmat

Ini bukan bererti kita menafikan unsur keberkatan dan rahmat Allah yang melimpah yang diturunkan di tempat-tempat mulia lagi terpilih tersebut. Allah Maha Mengetahui bahawa hamba apabila merindui Tuhannya, dia ingin merintih, merayu dan mencari tempat dan masa yang dapat menjadi dirinya merasa lebih dekat kepada Tuhannya. Maka dipilih tempat-tempat mulia ini untuk dilimpahi rahmatNya di situ melebihi tempat yang lain seperti Mekah dan Madinah, Zam-Zam dan Kaabah, Mina dan Arafah dan seumpamanya. Seperti mana Allah memilih waktu-waktu yang dilimpahi rahmatNya melebihi waktu yang lain seperti malam al-Qadr, bulan Ramadan, Hari Jumaat, demikianlah juga hari-hari waktu ibadah haji. Maka insan muslim, ketika melalui tempat atau waktu yang dirahmati itu hendaklah segala jiwa dan perasaan mengaitkan sepenuh kerahmatan dan kebaikan yang akan diperolehinya di tempat atau waktu berkenaan adalah kurniaan Allah semata. Hanya daripadaNya sahaja. Allah punca utama segala kebaikan itu; bukan masa, objek ataupun tempat. Jika perasaan dibentuk demikian rupa, maka segalanya menjadi kecil dan kerdil di hadapan jiwa tauhid yang melimpahi ruang keimanan seorang insan.

Untuk Allah Semata

Ibadah haji juga mengajar erti membulat niat dan nekad hanya kerana Allah. Apalah yang menarik jika kota Mekah itu dilihat di sudut muka bumi dan kesuburannya. Lembah yang kering-kontang tanpa tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia tidak pernah putus-putus mengunjunginya, sejak Nabi Ibrahim a.s. membina Kaabah yang mulia. Allah memilih tempat yang demikian rupa, agar setiap yang datang ke Mekah tertumpu niatnya untuk mengabdikan diri kepada Allah, bukan untuk melancung dan berseronok suka. Firman Allah:



(maksudnya): “Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Aku telah menempatkan sebahagian dari zuriat keturunanku di sebuah lembah (Mekah) yang tiada tanaman padanya, di sisi rumahmu yang diharamkan mencerobohinya. Wahai Tuhan kami, (mereka ditempatkan di situ) supaya mereka mendirikan solat (memakmurkannya dengan ibadat) maka jadikanlah hati sebahagian dari manusia tertarik kepada mereka, (supaya datang beramai-ramai ke situ), dan kurniakanlah rezeki kepada mereka dari berbagai jenis buah-buahan, semoga mereka bersyukur. (surah Ibrahim: 37)

Perjuangan Tauhid

Dalam ibadah haji dan umrah, seorang muslim dapat merasai kesinambungan sejarah agama ini, sejak Nabi Ibrahim a.s. sehingga ke hari ini. Perjuangan membela dan menegak tauhid yang kudus dan lurus bukan bermula dalam beberapa hari ini, atau beberapa tahun, bahkan umur perjuangan ini sudah ribuan tahun. Firman Allah:



(maksudnya): Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim bersama-sama Nabi Ismail meninggikan binaan asas-asas (tapak) Baitullah (Kaabah) itu, sambil keduanya berdoa: “Wahai Tuhan kami! terimalah daripada kami (amal kami); Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui;. “Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua: orang-orang Islam (yang berserah diri) kepadaMu, dan Jadikanlah daripada keturunan kami: umat Islam (yang berserah diri) kepadaMu, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara Ibadat kami, dan terimalah taubat kami; Sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani; “Wahai Tuhan kami! Utuslah kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu dan mengajarkan mereka al-Kitab (Al-Quran) serta hikmah (sunah atau kebijaksanaan) dan membersihkan mereka . Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana” (Surah al-Baqarah 127-129)

Siapa sangka gerakan yang dimula oleh dua orang nabi, berkesinambungan sehingga ke hari ini. Bagi setiap zaman ada yang meneruskan perjuangan mereka. Sekalipun para pembela tauhid dan menegak titah perintah tulen Tuhan itu akan menghadapi berbagai rintangan yang tidak pernah putus. Ada yang dihina, dituduh, diusir, ada yang dipenjara, ada yang dibunuh dan berbagai penderitaan yang lain. Namun, para penerus perjuangan Ibrahim a.s. tidak pernah putus asa terhadap kebangkitan ajaran Nabi Ibrahim a.s. Ini kerana mereka sedar bukan mereka yang memula dan mengakhiri perjuangan ini. Sebaliknya perjuangan ini telah bermula sejak ribuan tahun dan akan terus ada penyambungnya bagi setiap zaman. Nabi Muhammad s.a.w adalah penyambung agung. Perjuangan ini tidak mati dengan dibunuh atau mati seorang pejuang, kerana hasrat dan seruan perjuangan akan disuburi oleh rahmat dari langit. Jamaah haji mesti menghayati hakikat ini ketika memijak tempat yang telah Nabi Ibrahim a.s. mula perjuangannya.

http://drmaza.com/home/?p=1262

Friday, November 12, 2010

Lauren Booth : kenapa saya pilih Islam

Beritaislamglobal.blogspot.com (English version here)
Berita tentang Lauren Booth yang memeluk Islam telah menimbulkan pelbagai komen negatif. Berikut adalah penjelasan beliau tentang perkara tersebut – dan kenapa masanya sudah tiba untuk berhenti memperkecilkan wanita Islam.

Lauren Booth . . .’Betapa rakan-rakanku yang bukan-Muslim mula nampak keras dan tidak berperasaan’.



Dah masuk lima tahun sejak pertama kali melawat Palestin. Dan bila saya sampai di sana untuk bekerja bersama-sama badan-badan kebajikan di Gaza dan Tebing Barat, saya bawa bersama sifat sombong dan tinggi diri yang biasa tersemat dalam jiwa setiap wanita kulit putih kelas menengah terhadap golongan wanita Islam yang miskin, wanita yang saya anggap lebih sedikit sahaja dari jubah-hitam yang hodoh, dan bersikap pendiam. Sebagai seorang wanita barat dengan segala kebebasan, saya bercadang untuk berurusan secara professional dengan lelaki sahaja. Lagi pun, bukankah itu yang dikatakan dunia Islam?

Heboh di kalangan teman-teman kolumnis kerana tidak bersetuju dengan tindakan saya memeluk Islam, membuktikan yang pandangan stereotaip terhadap berjuta wanita yang mengamalkan Islam masih wujud.

Dalam perjalanan pertama saya ke Ramallah, dan diikuti dengan lawatan seterusnya ke Palestin, Mesir, Jordan dan Lubnan, saya memang berurusan dengan lelaki-lelaki yang berkuasa. Malah satu atau dua orang dari mereka mempunyai jambang menakutkan seperti yang kita lihat dalam buletin berita yang berada di tempat yang kita musnahkan dengan bom jarak jauh. Yang mengejutkan (bagi saya), saya juga mula berurusan dengan ramai wanita dari berbagai peringkat umur, yang memakai tudung dengan berbagai cara, dan mempunyai kuasa dalam jawatan mereka. Percaya atau tidak, wanita Islam boleh belajar, bekerja berjam-jam lamanya macam kita, malah menjadi bos kepada suaminya di pejabat.

Dah cukupkah memperkecilkan mereka? Saya harap begitulah, kerana tindakan saya memeluk Islam telah dijadikan alasan oleh pengulas-pengulas untuk melemparkan segala macam tuduhan ke atas wanita Islam di seluruh dunia. Sehinggakan dalam perjalanan saya untuk mesyuarat tentang tajuk Islamofobia dalam media minggu ini, saya terfikir untuk membeli besi cangkuk dan berposing seperti Abu Hamza al Masri (gambar). Lagi pun, melihat kepada reaksi ramai kolumnis wanita, saya pada pandangan mereka seperti tidak diperlukan lagi dalam memperjuangkan hak-hak wanita.

Jadi mari kita semua tarik nafas dalam-dalam dan saya akan beri sedikit imbasan tentang dunia Islam dalam abad ke-21. Sudah tentu, kita juga perlu mengambil kira tentang wanita yang tidak dilayan dengan baik di kebanyakan tempat dan budaya, kedua-duanya di dalam dan di luar populasi Muslim. Wanita sebenarnya dipergunakan secara salah oleh kaum lelaki, bukannya Tuhan. Banyak amalan dan undang-undang dalam negara-negara “Islam” telah menyimpang dari (atau tidak berkaitan dengan) ajaran Islam yang asal. Sebaliknya amalan-amalan tersebut hanya berdasarkan kepada adat budaya dan tradisi yang telah ditanam dalam masyarakat. Di Arab Saudi, contohnya, undang-undang tidak membenarkan wanita memandu. Peraturan seperti ini adalah ciptaan sistem monarki Saudi, iaitu sekutu rapat kerajaan kita dalam perdagangan senjata dan minyak. Malangnya, perjuangan hak-hak wanita terpaksa diselaraskan dengan keperluan kerajaan kita sendiri.

Perjalanan saya kepada Islam bermula apabila disedarkan dengan jurang yang wujud antara apa yang diceritakan kepada saya tentang kehidupan Muslim – dan realiti sebenarnya.

Saya mula kagum dengan ketenangan yang ada pada kebanyakan mereka. Tidak semua. Tapi ramai sekali. Dan semasa lawatan saya ke sebuah masjid di Iran September lepas, apabila jamaah mengambil wudhuk, berlutut dan membaca bacaan dalam sembahyang mengingatkan saya tentang apa yang dipandang oleh barat adalah sesuatu yang berbeza sama sekali; satu golongan yang menolak keganasan dan memilih kedamaian dan kasih-sayang melalui meditasi secara diam (sembahyang). Satu agama yang kelihatan sama seperti yang dianuti oleh bintang filem seperti Richard Gere, yang lebih mudah diterima masyarakat jika anda membuat pengakuan menganutnya – Buddhisme. Sebenarnya, setiap posisi rukuk, duduk dan sujud dalam sembahyang cara Islam diisi dengan bacaan-bacaan yang bermaksud kesejahteraan dan keredaan. Setiap satunya bermula dengan, “Bismillahir rahmaneer Raheem” – “Dengan nama Tuhan, yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang” – dan berakhir dengan ucapan “Assalamu Alaykhum wa rahmatullah” – Sejahtera atas kamu dan kasih-sayang Tuhan.

Secara tidak disedari, saya telah mula menyebut “Ya Allah” menggantikan lafaz biasa “Ya Tuhan” dalam sembahyang sejak tahun lepas. Kedua-duanya, sudah tentu, membawa maksud yang sama, tetapi bagi seseorang yang baru memeluk Islam, bahasa yang begitu asing digunakan dalam sembahyang dan dalam kitab al-Quran mungkin menjadi halangan besar. Saya dapat melepasi halangan tersebut tanpa saya sedari. Kemudian barulah datang satu tarikan perasaan: iaitu perasaan kasih sesama Islam dan rasa keterbukaan yang cukup tinggi. Itulah apa yang saya rasai.

Betapa rakan-rakanku yang bukan-Muslim mula nampak keras dan tidak berperasaan.

Kenapa kita tidak hebohkan secara terbuka, berpelukan sesama kita, sambil berkata “saya sayangkan awak” kepada seorang rakan baru, tanpa ada perasaan ragu-ragu dan sikap untuk memperlecehkannya? Berlainan dalam masyarakat Islam, saya akan melihat emosi dikongsikan dalam rumah-rumah bersama-sama bekas yang penuh dengan gula-gula dan berfikir, jika undang-undang Allah berdasarkan kepada ketakutan semata-mata, kenapa teman-teman Muslim yang saya sayangi dan hormati itu tidak mengenepikan amalan mereka dan mulai minum alkohol, untuk menikmati “kegembiraan” sama seperti kita yang di barat lakukan? Dan memang kita lakukan begitu, bukan?

Akhirnya, saya dapat rasakan apa yang dirasai oleh Muslim apabila berada dalam sembahyang yang sebenar: terpahat keharmonian manis, kegembiraan kerana bersyukur atas apa yang saya miliki (anak-anak saya - gambar atas) dan selamat dalam ketentuanNya sehingga saya tidak memerlukan apa-apa lagi. Saya bersembahyang di kompleks pemakaman Mesumeh (gambar) di Iran selepas membersihkan muka, lengan, kepala dan kaki dengan air. Dan segalanya berubah selepas itu.

Sheikh yang mengislamkan saya di sebuah masjid di London beberapa minggu yang lalu memberitahu saya: “Jangan terburu-buru, Lauren. Lakukan apa yang kamu rasa mudah. Allah sedang menunggu kamu. Jangan dihiraukan mereka yang berkata: awak mesti buat begini, pakai begitu, mempunyai rambut seperti ini. Ikutlah naluri kamu, ikut al-Quran – dan biarkan Allah memimpin kamu..”

Dan sekarang saya hidup dalam dunia realiti yang mempunyai persamaan dengan watak Jim Carey dalam Truman Show. Saya menyedari satu penipuan besar iaitu tentang kepalsuan dalam kehidupan moden kita; bahawa materialisme, konsumerisme, seks dan dadah akan membawa kebahagian yang berpanjangan. Saya juga berada di belakang skrin dan melihat wujudnya kasih-sayang, kedamaian dan harapan. Buat masa sekarang, saya teruskan kehidupan harian, memasak untuk makan malam, membuat program TV tentang Palestin dan Ya, mengerjakan solat selama lebih-kurang setengah jam sehari.

Sekarang, waktu pagi saya bermula dengan sembahyang subuh pada pukul 6 am, sembahyang lagi pukul 1.30pm, kemudian yang terakhir pukul 10.30pm. Pembacaan Quran saya juga konsisten dan ada peningkatan hari demi hari (lebih kurang 200 mukasurat). Saya sering mendapatkan nasihat dari Ayatollah, imam dan sheikh, dan setiap mereka memberitahu bahawa perjalanan seseorang menuju kepada Islam adalah haknya. Ada yang menghafal teks sebelum memeluk Islam; bagi saya pula, pembacaan kitab suci akan dilakukan secara perlahan mengikut kemampuan saya.

Pada masa lepas, usaha saya untuk berhenti mengambil alkohol selalu berakhir dengan kegagalan; sejak memeluk Islam saya tidak pernah terfikir pun untuk minum semula. Saya tidak ragu-ragu lagi bahawa inilah sebenarnya kehidupan: banyak lagi tentang Islam yang perlu saya pelajari, nikmati dan sanjungi; Saya tewas dengan kehebatannya. Beberapa hari lepas, beberapa wanita saudara baru memberitahu saya bahawa yang ini hanya baru permulaan, dan perasaan seperti itu masih mereka rasai walaupun setelah 10 atau 20 tahun memeluk Islam.

Akhir sekali, saya berharap untuk menterjemahkan antara budaya Muslim dan budaya media yang mungkin boleh menghilangkan rasa terkejut anda semua terhadap perubahan yang berlaku dalam hidup saya ini.

Apabila berita BBC menayangkan gambar orang Islam berteriak “Allahu Akhbar!” di Timur Tengah, kita orang barat pula dilatih untuk mendengar seperti ini: “Kami benci kamu semua warga Britain, dan kami dalam perjalanan untuk meletupkan diri kami di supermarket Lidl semasa kamu sedang membeli belah di sana.”

Sebenarnya, apa yang kami orang Islam katakan adalah “Tuhan Maha Besar!”, dan kami sedang menenangkan perasaan sedih selepas kampung-kampung kami diserang tentera bukan-Islam. Biasanya, perkataan ini mengisytiharkan keinginan kami untuk hidup aman bersama orang Islam dan bukan-Islam. Kalaulah itu sukar dicapai dalam suasana dunia hari ini, maka membiarkan kami hidup aman damai dalam masyarakat kami pun sudah memadai.

Thursday, November 11, 2010

AKU, LIM DAN ISLAM

sekadar renungan...

AKU, LIM DAN ISLAM
by Abdullah Dari, Jeram Pasu
on Monday, September 6, 2010
at 10:11am



Aku punya seorang rakan baik dari zaman kanak-kanak. Lim Wei Choon.Sana-sama bersekolah rendah hingga ke peringkat menengah .

Selepas SPM. Aku masuk ke Tingkatan 6, manakala Lim dihantar keluarganya melanjutkan pelajaran ke Amerika Syarikat.

Kenangan sewaktu kanak-kanak hingga ke zaman remaja terlalu banyak yang dikongsi bersama. Setiap kali hari raya menjelang, Lim pasti berkunjung ke rumah ku untuk menikmati dodol arwah ayahku yang amat digemarinya. kadangkala, jika ada kenduri kendara dirumahku, pasti Lim akan turut serta.

Aku jarang ke rumahnya kecuali umtuk beberapa sambutan seperti hari jadi dan juga Tahun Baru Cina. Aku takut dengan anjing peliharaan keluarga Lim.

Dengan Lim juga aku belajar matematik manakala subjek Bahasa Malaysia. sering menjadi rujukannya padaku. Kenangan-kenangan seperti memancing, mandi jeram, ponteng sekolah untukmelihat pertandingan 'breakdance', semuanya kami kongsi bersama-sama.

Apa yang ingin kunyatakan ialah, warna kulit dan perbezaan ugama tidak pernah menjadi penghalang persahabatan kami.

20 tahun telah berlalu, Lim telah menetap di Amerika setelah berjayamendapat Green Card, beliau bekerja disana. Itu yang kuketahui darikakaknya.
Hubungan ku dengan Lim terputus setelah dia melanjutkan pelajaran. maklumlah, dizaman kami dulu tiada internet, email atau telefon bimbit, yang ada cuma sesekali menghantar poskad bertanya khabar. Untukmenulis surat kepada lelaki amat malas kami rasakan.

Suatu pagi aku bertembung dengan kakak Lim di pasar , kakaknya memberi tahu. Lim akan pulang ke tanahair. Dan aku amat terkejut dengan berita yang ku dengar dari kakaknya. " He's name is no more Lim Wei Choon. He's now Ahmad Zulfakar Lim since 5 years ago.

..Subhanallah! Syukur Alhamdulillah, rakan baikku telah menemui hidayah dari Allah S.W.T. Memang aku tak sabar untuk berjumpa dengannya lebih-lebih lagi setelah menjadi saudara seagama. denganku.

Hari yang kutunggu-tunggu telah tiba, dan petang itu aku berkesempatan bertemu dengan Lim dirumahnya. Ada satu keraian istimewa sempena menyambut kepulangannya. Ketika aku tiba, tetamu sudah semakin berkurangan.
(Assalam 'alaikum)....Itulah kalimat pertama dari mulutnya, wajahnya sudah jauh berubah, airmukanya amat redup dan tenang.

Aku menjawab salam dan berpelukan dengannya dan kami menangis umpama kekasih yang sudah terlalu lama terpisah.
'Ini dia olang memang sudah manyak lama kawan, dari kecik ini dua olang "Ibu Lim menjelaskan pada beberapa orang tetamu yang melihat peristiwa kami berpelukan dan menangis itu.

Tetapi aku bukan menangis kerana apa, tetapi kerana amat sebak dan terharu dan sangat bersyukur melihat keislaman rakanku.

Lim mengajak aku duduk dibuaian dihalaman rumahnya untuk berbual-bual. beliau masih fasih berbahasa melayu walau sudah lama berada diperantauan.

"Kau kawan baik aku kan? Betul tak?" ..."Memanglah. Kenapa kau tanya macam tu?"... "Kalau kau kawan baik aku, Kenapa kau biarkan aku diseksa?".

"Sorry Lim. Aku tak faham. Diseksa? What do you mean?". "Cuba kau fikir, kita ni kawan dari kecil. Aku ingat lagi, rumah kau tu, is my second house. Tapi, mengapalah kau tak pernah ceritakan pada aku tentang Islam? Mengapa aku kena pergi ke US baru aku dapat belajar tentang Islam? Mengapa bukan di Malaysia, negara Islam ni? Dan mengapa aku di Islam kan oleh seorang bekas paderi Kristian?".

Aku terdiam, kelu tak mampu menjawab. Dan Lim terus berkata-kata, " Kalau betullah kau kawan baik aku, kenapa kau cuma nak baik dengan aku didunia saja? Kau suka tengok kawan baik kau ni diseksa didalam api neraka? Kau tahu, kalaulah aku ni tak sempat masuk islam hingga aku mati. Aku akan dakwa semua orang Melayu Islam dalam kampung kita ni sebab tak sampaikan dakwah dan risalah Islam pada aku, keluarga aku dan non Muslim yang lain."

"Kau sedar tak, kau dah diberikan nikmat besar oleh Allah denagn melahirkan kau didalam keluarga Islam. Tapi, nikmat itu bukan untuk kau nikmati seorang diri, atau untuk keluarga kau sendiri. Kau dilahirkan dalam Islam adalah kerana ditugaskan untuk sampaikan Islam pada orang-orang yang dilahirkan dalam keluarga bukan Islam macam aku."

Aku masih tunduk dan terkata apa-apa kerana sangat malu. "Berdakwah adalah tugas muslim yang paling utama, sebagai pewaris Nabi, penyambung Risalah. Tetapi apa yang aku lihat, orang Melayu ni tidak ada roh jihad, tak ada keinginan untuk berdakwah, maca mana Allah nak tolong bangsa Melayu kalau bangsa tu sendiri tak tolong ugama Allah? Aku bukan nak banggakan diri aku, cuma aku kesal..sepatutnya nikmat ini kau kena gunakan dengan betul dan tepat, kerana selagi kau belum pernah berdakwah, jangan kau fikir kau sudah bersyukur pada Allah."

"Dan satu lagi, jangan dengan mudah kau cop orang-orang bukan Islam itu sebagai kafir kerana kafir itu bererti ingkar. Kalau kau dah sampaikan seruan dengan betul, kemudian mereka ingkar dan berpaling, barulah kau boleh panggil kafir."

Aku menjadi amat malu, kerana segala apa yang dikatakan oleh Lim adalah benar! Dan aku tak pernah pun terfikir selama ini. Aku hanya sibuk untuk memperbaiki amalan diri sehingga lupa pada tugasku yang sebenar. Baru aku faham, andai nya tugas berdakwah ini telak dilaksanakan, Allah akan memberikan lagi pertolongan, bantuan dan kekuatan serta mempermudahkan segala urusan dunia dan akhirat sesorang itu.

Petang itu aku pulang dengan satu semangat baru. Aku ingin berdakwah! Lim yang baru memeluk Islam selama 5 tahun itu pun telah mengislamkan lebih 20 orang termasuk adiknya. Mengapa aku yang hampir 40 tahun Islam ini(benarkah aku islam tulen?) tidak pernah hatta walau seorang pun orang bukan Islam yang pernah kusampaikan dengan serious tentang kebenaran Islam? Semoga Allah mengampuni diriku yang tidak faham apa itu erti nikmat dilahirkan sebagai Islam

Tuesday, November 9, 2010

Boleh Gabung Niat Akikah

SOALAN 1:
Saya akan membuat akikah untuk kelahiran anak lelaki saya. Pada hari tersebut saya akan menyembelih dua ekor kambing dan membuat jamuan makan.

Bolehkah saya menggabungkan niat saya untuk membayar nazar (menjamu anak-anak yatim makan) di dalam majlis akikah anak saya ini atau sebaik-baiknya ia diasingkan?

JAWAPAN:

Jenis ini disebut sebagai nazar mutlak, iaitu mewajibkan diri dengan sesuatu ketaatan sebagai tanda kesyukuran kepada Allah atas apa yang diperolehi dan yang telah berlaku, sama ada berbentuk nikmat atau terhindar dari bala.

Contoh bernazar setelah Allah melepaskannya dari kesengsaraan dan kesedihan atau Allah mengurniakannya dengan rezeki.

Menunaikan nazar adalah wajib bagi mereka yang telah beroleh daripada Allah SWT apa yang dihajatkan.

Hal ini jelas di dalam al-Quran. Antaranya, firman Allah SWT yang bermaksud: Kemudian hendaklah mereka membersihkan dirinya dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazarnya, dan hendaklah mereka tawaf akan Baitullah (Kaabah) Yang tua sejarahnya itu. (al-Hajj: 29)

Di dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman yang bermaksud: (Mereka dikurniakan kesenangan itu kerana) mereka menyempurnakan nazarnya (apatah lagi yang diwajibkan Tuhan kepada-Nya), serta mereka takutkan hari (akhirat) Yang azab seksa-Nya merebak di sana-sini. (al-Insan: 7)

Begitu juga hadis nabi SAW. Sabda Rasulullah SAW daripada Aisyah r. ha yang bermaksud: Barang siapa yang bernazar untuk mentaati Allah, maka taatilah, dan barangsiapa yang bernazar memaksiati Allah maka jangan kamu maksiatinya. (riwayat al-Bukhari)

Tiada halangan syarak untuk menggabungkan dua perkara dalam satu majlis iaitu dengan mengadakan majlis akikah dan beri makan kepada anak-anak yatim seperti yang dinazarkan.

Ini kerana akikah adalah tuntutan muakkad ke atas waris apabila mereka mendapat cahaya mata. Maka sebagai tanda kesyukuran terhadap penganugerahan Allah kepada manusia, Nabi SAW menyuruh secara muakkad agar dilakukan akikah dengan menyembelih seekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing bagi anak lelaki.

Selagi tidak dilakukan akikah maka selagi itu hutang tertanggung ke atas waris sehingga dia baligh, selepas itu anak itu sendiri boleh membuat akikah atas dirinya sendiri dengan wangnya.

Justeru, menggabungkan nazar dan akikah adalah harus kerana kedua-keduanya adalah tuntutan yang berbeza.

SOALAN 2:

Sewaktu bernazar, saya tidak melafazkan jumlah atau nilai wang yang diperuntukan untuk menjamu makan bagi membayar nazar tersebut. Pada hari jamuan akikah kelak, saya dan suami akan berkongsi kosnya.

Adakah saya telah dikira selesai membayar nazar tersebut, walaupun berkongsi membayarnya?

JAWAPAN:

Disebabkan nazar puan lafaznya umum maka terpulanglah kepada puan untuk berapa orang anak yang puan ingin beri makan.

Bagaimanapun, janganlah menyalahi adat, iaitu kebiasaannya bila kita sebut anak-anak yatim ia merujuk kepada anak-anak yatim di mana-mana pusat jagaan anak-anak yatim.

Jadi seharusnya jumlah yang diberi makan tidak kurang daripada 10 orang. Ini bersesuaian dengan apa yang disarankan oleh Allah SWT di dalam al-Quran.

Firman Allah yang bermaksud: Kamu tidak dikira salah oleh Allah tentang sumpah-sumpah kamu yang tidak disengajakan (untuk bersumpah), akan tetapi kamu dikira salah oleh-Nya dengan sebab sumpah yang sengaja kamu buat Dengan bersungguh-sungguh. maka bayaran dendanya adalah memberi makan 10 orang miskin dari jenis makanan yang sederhana yang kamu (biasa) berikan kepada keluarga kamu, atau memberi pakaian untuk mereka, atau memerdekakan seorang hamba. kemudian sesiapa yang tidak dapat (menunaikan denda yang tersebut), maka hendaklah ia berpuasa tiga hari. Yang demikian itu adalah denda penebus sumpah kamu apabila kamu bersumpah. dan jagalah - peliharalah sumpah kamu. Demikianlah Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum agamanya) supaya kamu bersyukur. (al-Maidah: 89)

Ayat ini menyatakan perihal denda yang dikenakan bagi mereka yang melanggar nazar.

Namun tidak salah kalau kita ambil saranan al-Quran bahawa memberi makan kepada fakir miskin mestilah 10 orang jumlahnya.

Maka puan juga saya sarankan agar anak yatim yang dijemput kelak hendaklah tidak kurang sepuluh orang. Adapun cadangan puan untuk berkongsi kosnya dengan suami itu dibolehkan.

Syaratnya, puan perlu mengira kos makan 10 anak yatim untuk puan keluarkan belanjanya. Yang boleh dikongsi adalah kos menguruskan kenduri tersebut. Maksudnya kos makan anak-anak yatim wajib daripada puan yang bernazar.

http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=1105&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_03.htm

Bumi bukti kekuasaan Allah

Oleh DR. ZULKIFLI MOHAMAD ALBAKRI

Sheikh al-Maraghi berkata: "Allah SWT telah menerangkan tentang kedatangan hari kiamat, bahawa manusia pada hari itu terbahagi kepada dua golongan, iaitu golongan manusia yang celaka dan yang bahagia.



"Seterusnya Dia menjelaskan pula bahawa golongan yang celaka selalu berada dalam keadaan hina-dina, manakala golongan yang bahagia yang saat itu bersuka ria, yang mana tergambar pada wajah-wajah ceria.

"Lalu, ditegaskan dengan mengemukakan hujah-hujah untuk melumpuhkan orang yang mengingkari-Nya. Diarahkan pendangan mereka untuk mengamati jejak kekuasaan-Nya atas sesuatu yang ada di hadapan mereka dan yang berada dalam jangkauan penglihatan mereka seperti langit yang menaunginya, bumi yang menyanggahnya, unta yang dimanfaatkan untuk berpergian serta dimakan dagingnya, diminum susunya, manakala bulu-bulunya dijadikan pakaian, dan gunung-ganang sebagai panduan mereka di padang sahara dan ketika menyusuri jejak".

Firman Allah SWT: (Mengapa mereka yang kafir masih mengingkari akhirat) tidakkah mereka memperhatikan keadaan unta bagaimana ia diciptakan?

Al-Mawardi berkata: Berdasarkan ayat-ayat ini menunjukkan tiga perkara:

i. Untuk mereka berdalil dan mengambil bukti serta pengajaran atas kudrat Allah dan Keesaannya.

ii. Supaya mereka mengetahui berkenaan kudrat-Nya atas semua perkara dan mampu serta berkuasa untuk membangkitkan mereka pada hari kiamat, seperti kata Yahya bin Salam.

iii. Allah SWT tatkala menyifatkan syurga kepada mereka lantas mereka yang sesat merasa hairan. Justeru, disebut bagi mereka tentang perkara yang ajaib untuk menghilangkan kehairanan mereka. Inilah pendapat Qatadah.



Kenapa dinyatakan unta?

Sayid Qutub berkata: Unta merupakan haiwan masyarakat Arab yang utama. Ia merupakan alat kenderaan dan pengangkutan mereka. Susu dan dagingnya menjadi makanan dan minuman mereka.

Bulu dan kulitnya menjadi pakaian dan khemah mereka. Ia merupakan sumber utama kehidupan.

Di samping itu, unta mempunyai sifat-sifat yang tidak ada pada haiwan-haiwan yang lain. Walaupun bentuk tubuh badannya kuat, besar dan gagah namun ia mudah dituntun.

Ia akan mengikut dan patuh walaupun dituntun oleh kanak-kanak yang kecil. Walaupun kegunaan dan perkhidmatannya begitu besar, namun perbelanjaan memeliharanya kecil. Makanannya senang dan belanjanya murah.

Unta adalah binatang yang paling sabar dan tahan lasak. Ia tahan lapar, dahaga, penat dan gigih menghadapi keadaan-keadaan yang buruk.

Firman Allah SWT: dan keadaan langit bagaimana ia ditinggikan binaannya?

Ibn Kathir berkata: Syuraih al-Qadi menyebut: Marilah keluar bersama kami sehingga kami dapat melihat unta bagaimana ia diciptakan dan langit bagaimana diangkatnya. Bagaimana Allah SWT mengangkat langit daripada bumi? Hal ini amat besar dan hebat.

Firman Allah SWT: dan keadaan gunung-ganang bagaimana ia ditegakkan?

Ibn Kathir berkata: Ia bertujuan untuk menetapkan bumi dengan pasaknya. Begitu juga dijadikan padanya sebahagian daripada manfaat dan hasil galian.

Al-Maghari menambah: Ia dapat didaki pada setiap saat, menjadi panduan bagi orang yang melintasi padang tandus dan menjadi tempat pancuran air hujan untuk mengairi tanaman dan minuman haiwan.

Firman Allah SWT: dan keadaan bumi bagaimana ia dihamparkan?

Hamka berkata: Dan perjalanan itu dilakukan di muka bumi, beratap langit, berpasak gunung dan alat pengangkutan unta. Semuanya terjadi di muka bumi, maka dengan sendirinya sebagai renungan terakhir memandang bagaimana Allah SWT menghamparkan bumi untuk manusia hidup.

Penutup

Sayid Qutub berkata: Empat ayat pendek ini mengumpulkan bahagian-bahagian alam sekitar masyarakat Arab yang ditujukan al-Quran ini kepada mereka buat pertama kalinya.

Di samping itu, ia mengumpul bahagian kejadian yang nyata di seluruh alam ini iaitu kejadian langit, bumi, gunung-ganang dan unta yang mewakili seluruh haiwan yang lain dengan keistimewaan kejadiannya serta nilai khususnya dalam masyarakat Arab.

Seluruh pemandangan terbentang kepada semua penglihatan manusia. Di mana sahaja mereka berada, akan bertembung dengan langit, bumi, gunung-ganang dan haiwan.

Walaupun sebanyak mana dan sejauh mana ilmu pengetahuan dan tamadun manusia, namun seluruh pemandangan ini tetap di dalam alam mereka dan di dalam kemampuan akal mereka.

Dan seluruh pemandangan ini menyarankan kepada mereka hikmah yang wujud di sebalik penciptaannya apabila mereka menumpukan perhatian untuk mencari makna dan tujuan di sebaliknya.

Semoga kita menjadi hamba Allah yang benar-benar beriman dan mengetahui dalil untuk makrifah Allah SWT.

http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=1105&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_02.htm

Saturday, November 6, 2010

Kesan Zikir Terhadap Otak Manusia



Otak hanyalah aktiviti-aktiviti bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi membolehkan ia berfungsi dengan sempurna. Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Semua aktiviti yang kita lakukan dan kefahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah daripada aliran interaksi bio-elektrik yang tidak terbatas.



Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Ini menyebabkan berlakunya satu aliran bio-elektrik di kawasan-kawasan saraf otak tersebut. Apabila zikir disebut berulang-ulang kali, aktiviti saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan. Otak mula memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeza dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini. Otak yang segar dan cergas secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.

Hasil kajian makmal yang dilakukan terhadap subjek ini dimuatkan dalam majalah Scientific American, keluaran Disember 1993. satu kajian yang dilakukan di Universiti Washington dan ujian ini dilakukan melalui ujian imbasan PET yang mengukur kadar aktiviti otak manusia secara tidak sedar. Dalam kajian ini, sukarelawan diberikan satu senarai perkataan benda. Mereka dikehendaki membaca setiap perkataan tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan dengan kata kerja yang berkaitan. Apabila sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bahagian berbeza otak mempamerkan peningkatan aktiviti saraf, termasuk di bahagian depan otak dan korteks.

Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi senarai perkataan yang sama berulang-ulang kali, aktiviti saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain. Apabila senarai perkataan baru diberikan kepada mereka, aktiviti saraf kembali meningkat di kawasan pertama. Ini sekali gus membuktikan secara saintifik bahawa perkataan yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kecergasan otak dan menambah kemampuannya.

Oleh itu, saudara-saudara ku seIslam, ketika saintis Barat baru menemui mukjizat ini, kita umat terpilih ini telah lama mengamalkannya dan menerima manfaatnya. Malang bagi mereka yang masih memandang enteng kepentingan berzikir dan mengabaikannya.

Tuesday, November 2, 2010

‘Dolar seperti tisu tandas’– Dr. M

KUALA LUMPUR 1 Nov. – Penggunaan dinar emas perlu dipertimbangkan oleh semua kerajaan negara dunia kerana kestabilan nilainya berbanding penggunaan mata wang yang tidak menentu naik turunnya.

Bekas Perdana Menteri, Tun Dr. Mahathir Mohamad berkata, langkah menggunakan dinar emas sebagai ganti mata wang utama seperti dolar Amerika Syarikat (AS) dalam pelbagai transaksi juga boleh menghentikan perang mata wang



Katanya, dolar AS kini sudah tidak bernilai seperti mana beberapa tahun dahulu dan penggunaan mata wang kertas juga tiada lagi sehebat sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997/98 dan penggunaan dinar emas adalah jalan penyelesaian terbaik.

“Mata wang AS kini boleh dianggap sebagai tisu tandas kerana nilainya semakin menyusut dan tidak berharga berbanding emas yang diterima di semua negara dunia,” katanya.

Beliau berkata demikian selepas menyampaikan ucaptama pada Persidangan Dunia Pertama Mengenai Riba di sini hari ini.

Bagaimanapun, kata bekas Perdana Menteri itu, dinar emas tidak sesuai untuk digunakan dalam urus niaga runcit seperti mana hasrat Kerajaan Kelantan yang mahu menggunakan dinar emas dalam transaksi jual beli.

Mengulas lanjut kata beliau, penyusutan nilai dolar AS pada ketika ini menjadi satu masalah yang cukup besar kepada negara-negara yang menyimpan dan bergantung kepada nilai mata wang itu.

“Jika setiap negara menurunkan nilai mata wangnya, pasti akan ada perang mata wang dan sudah tentu, menyumbang kepada krisis,” katanya.

Beliau tetap berpegang bahawa emas mempunyai nilai kukuh dan merupakan nilai yang lebih baik berbanding mata wang.

“Mata wang tidak ada sokongan kecuali dicari oleh orang ramai. Sekiranya negara-negara mula menurunkan nilai mata wang mereka, akan berlaku kekecohan dalam perdagangan antarabangsa,” kata Dr. Mahathir.

Terdahulu dalam ucaptamanya, negara-negara Islam mesti membangunkan pengurusan sistem kewangan Islam yang berhemat. Ia mesti lebih baik berbanding sistem kewangan konvensional sedia ada, yang mampu menampung kejutan dan tidak dimanipulasi penyangak.

Dengan peserta industri mencari jalan untuk mencergaskan kewangan, sistem kewangan global sendiri amat memerlukan pengurusan yang sempurna, katanya.

“Saya jangka kewangan Islam akan berkembang, tetapi cabarannya ialah pengurusan berhemat dan sistem yang lebih baik. Jangan ikut sistem konvensional yang berurusan dalam segala bidang,” katanya.

Antara gesaan beliau kepada negara Islam ialah menggunakan dinar emas sebagai alternatif, bagi mengurangkan pergantungan terhadap dolar AS sebagai mata wang global untuk perdagangan.

http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=1102&pub=Utusan_Malaysia&sec=Ekonomi&pg=ek_01.htm